Pages

Traveling Ke Gunung Dieng

Indonesia memang terkenal dengn ragam budaya dan tradisinya. Seperti pengalaman ketika Traveling ke Dataran Tinggi Dieng dan Menyaksikan tradisi ruwatan untuk anka - anak gembel di sekitar pegunungan. Lokasi pegunungan tepatnya di Wonosobo, Jawa Tengah, selain pemandangan indah dirawat, udara sejuk, kami juga dapat menemukan keunikan lain dari masyarakat, yaitu anak-anak ruwatan ritual rambut kusut. Ritual, yang telah dilakukan selama beberapa generasi, cukup menarik bagi wisatawan dari luar. Orang-orang dari luar bisa melihat prosesi segera ketika Festival Budaya Dieng yang biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Juli. Yang mengatakan, pengemis sudah ada sejak waktu Kyai Kolodate dan Nini Roro Ronce yang merupakan nenek moyang dari Dataran Tinggi Dieng.

Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui pasti sampah di beberapa anak di Dieng. Namun, rambut kusut biasanya muncul setelah anak mengalami demam tinggi dan disertai mengingau saat tidur. Gejala ini tidak dapat diobati sampai akhir akan normal dengan sendirinya dan setelah itu menjadi kusut rambut.

Anak gembel dikatakan gembelnya diruwat untuk mengembalikan rambut ke kondisi semula. Ruwatan harus dilakukan setelah ada permintaan dari anak. Jika tidak dilaksanakan, kemudian setelah dicukur, rambut akan tumbuh kembali Gembel.

Biasanya sebelum diruwat, Anak Gembel akan bertanya 'permintaan' sedikit aneh. Permintaan dikatakan dipenuhi untuk menghindari malapetaka dan bencana. Masyarakat setempat percaya bahwa mengajukan 'permintaan' bukanlah anak itu sendiri, tapi dewa. Dewi Anjani (3 tahun), misalnya, ketika akan di ruwat ask disediakan 600 telur. Sementara anak-anak lain, Mutaharoh (6 tahun), meminta tempe bungkus sebanyak 500 buah.

Ruwatan pengemis anak ritual memiliki prosesi panjang. Sehari sebelum diadakan ruwatan, pertama kali dilakukan prosesi Peringatan dipimpin oleh Sesepuh Adat dan beberapa Stakeholder menonjol ke beberapa tempat di Dataran Tinggi Dieng (Temple Complex, Kawah Sikidang, gua-gua di Telaga Warna, kali Pepek, Kompleks pemakaman Dieng). Di tempat-tempat ini sehingga mereka melakukan prosesi ritual ruwatan rambut gembel berlangsung lancar.
Prosesi ruwatan
Rambut Gembel ruwatan ritual itu sendiri terdiri dari beberapa prosesi:
1. Karnaval, yaitu Anak Gembel dalam prosesi ke lokasi cukur. Mereka didampingi oleh penjaga utama, dua orang tua Cucuk ing Ngayodya, dua orang yang membawa dupa dan tentara membawa tombak, keris dan warisan lainnya, serta pembawa dua orang lampah Cucuk bunga. Selain itu, permintaan pembawa (korban) Anak Gembel membawa berbagai pakaian khusus, makanan ringan, buah, mengunyah sirih, makeup, berbagai cangkir dengan 14 jenis minuman juga berpartisipasi dalam kelompok prosesi. Anak gembel diangkat ke Andhong dan diikuti oleh berbagai pertunjukan kesenian tradisional yang menyajikan seni sampai prosesi berakhir.

2. Jamasan, yang bermandikan musim semi Sedayu Gembel Anak di kompleks candi Arjuna. Air Jamasan ditambah dengan bunga seperti 7 dan air dari Bimalukar Tuk, Tuk Sendang Buana, Kencen Tuk, Tuk Gooa Nah, Kali Pepek dan Tuk Sibido. Setelah selesai Jamasan Anak Gembel diantar ke geser a.

3. Shearing, dilakukan oleh Adat Stakeholder. Diikuti oleh syukur dan doa. Pada saat itu orang-orang yang melihat prosesi bisa menyaksikan kesenian tradisional melayani dan menerima Ubo Potpourri bersama oleh para pemangku kepentingan adat dan dianggap berkah.
 

Menu

Mengulas berbagai menu Paket Pulau Tidung dengn rincian harga Paket wisata yang Akurat dan Lengkap.
Diberdayakan oleh Blogger.